Artikel

Hipnoanalisis dan Hipnoterapi Dinamis

16 Agustus 2022

Oleh: Dr. Dr. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH®

Perkembangan dan kemajuan hipnoterapi berjalan seiring berkembangnya praktik, pengetahuan, dan penelitian di bidang hipnoterapi. Sebelum tahun 1960 dikenal tiga pendekatan dalam hipnoterapi: (1) pendekatan simtomatik, fokus pada simtom atau kebiasan, (2) pendekatan suportif, fokus pada relaksasi dan meningkatkan rasa percaya diri klien, dan (3) hipnoterapi dinamis dan atau hipnoanalisis (Breuer dan Freud, 1893-1895/1955; Wolberg, 1945; Watkins, 1949; Gill dan Brenman, 1959; Freytag, 1965; Klemperer, 1965).

Hipnoterapi pendekatan simtomatik dan pendekatan suportif keduanya menggunakan sugesti sebagai sarana utama dalam mencapai tujuan terapeutik. Sementara hipnoterapi dinamis atau hipnoanalisis menggunakan teknik pengungkapan informasi pikiran bawah sadar sebagai sarana resolusi masalah.

Hipnoterapi dinamis sejatinya berbeda dengan hipnoanalisis, walau keduanya menggunakan metode yang sama dalam mengungkap akar masalah (Brown dan Fromm, 1986). Hipnoterapi dinamis berdurasi lebih singkat dibanding hipnoanalisis (Fromm, 1987).

Perbedaan hipnoterapi dinamis dan hipnoanalisis terletak pada jumlah sesi perlakuan dan cara terapis menangani transferen. Dalam hipnoterapi dinamis, jumlah sesi perlakuan berkisar antara lima hingga dua puluh sesi, sementara dalam hipnoanalisis berkisar antara beberapa bulan hingga satu setengah tahun. Ada literatur yang menyatakan durasi lebih lama.

Tujuan hipnoanalisis adalah reorganisasi total kepribadian, sementara tujuan hipnoterapi dinamis adalah sebatas mengatasi masalah yang dialami individu yang berhubungan dengan emosi dan perilaku.

Hipnoterapi yang dipraktikkan oleh para hipnoterapis Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI) adalah hipnoterapi dinamis dengan fokus perlakuan berkisar antara satu hingga empat sesi. Masing-masing sesi berdurasi antara tiga hingga empat jam.

Berbeda dengan definisi yang ada di literatur, AWGI mendefinisikan hipnoanalisis sebagai strategi mengungkap memori dan emosi kejadian paling awal, akar masalah dan dasar tercipta simtom, yang berhubungan dengan emosi atau perilaku tertentu, dilakukan dalam kondisi hipnosis dalam, dengan sarana eksplorasi vertikal dan horizontal.

Di tahun 1965 Hartland, hipnoterapis Inggris, menggagas teknik penguatan ego, bertujuan meningkatkan kekuatan diri dan kemampuan koping.

Sejak tahun 1981, bertambah dua pendekatan dalam praktik hipnoterapi, pendekatan defisit perkembangan (Baker, 1981; Brown, 1985; Brown dan Fromm, 1986, Copeland, 1986) dan pendekatan behavioral medicine (Brown dan Fromm, 1986).

Hipnoterapi dinamis dan hipnoterapi perkembangan adalah bagian dari hipnoanalisis. Sementara pendekatan simtomatik dan suportif, hipnoterapi perilaku, dan behavioral medicine bukan bagian dari hipnoanalisis.

Teknik-tekik hipnoanalitik adalah prosedur rumit, dipraktikkan dalam modalitas hipnotik dengan tujuan rekonstruksi pikiran bawah sadar klien pada tataran lebih dalam dan mendasar.

Aplikasi teknik hipnoanalitik bertujuan meringankan atau menghilangkan simtom melalui restrukturisasi kognisi dan emosi, akibat konflik intrapsikis, bukan sekadar pemanfaatan sugesti untuk manipulasi simtom.

Dalam praktik aktual, pemanfaatan sugesti, khususnya bila diterapkan seturut pemahaman psikodinamika, dapat dikategorikan sebagai bagian dari strategi penanganan hipnoanalitik. Terapi menjadi hipnoanalitik saat aspek sugesti hanya sebagai pelengkap tujuan utama mencapai pemahaman rekonstruktif.

Dalam hampir semua kasus, simtom klien berhubungan dengan memori dan afek terepresi yang tidak diketahui asal mula kejadiannya. Dalam situasi ini, terapis tidak dapat meregresi klien ke kejadian yang diperkirakan sebagai kejadian paling awal, dan perlu menggunakan strategi regresi lain seturut kondisi dan situasi yang dihadapi.

Strategi yang umum digunakan dalam hipnoanalisis untuk mengungkap akar masalah adalah strategi hipnoprojektif, mengandalkan gambar mental dan visualisasi, dan strategi berdasar ekspresi motor.

Beberapa teknik dalam hipnoprojektif antara lain teknik awan, teknik menatap cermin atau bola kristal, teknik anagram, teknik teater, teknik televisi, teknik lukisan tua, teknik naik perahu, teknik buku kehidupan, teknik karpet ajaib, teknik imajinasi terbimbing, dan teknik mimpi hipnotik.

Sementara teknik dalam strategi berdasar ekspresi motor adalah teknik pendulum, teknik jari, teknik menulis otomatis, dan teknik menggambar otomatis.

Teknik pengungkapan penting dalam hipnoanalisis, selain yang telah dijelaskan di atas, adalah regresi hipnotik dan revivifikasi. Keduanya adalah fenomena yang saling berhubungan dan mewakili derajat respon klien sepanjang kontinum regresi.

Revivifikasi adalah mengalami kembali, saat ini, dalam kondisi hipnosis, pengalaman masa lalu dengan cara yang kuat dan literal (Sheehan dan McConkey, 1982).

Regresi hipnotik lebih kuat dan literal. Walau sering hanya bersifat parsial, regresi hipnotik membawa klien kembali pada fungsi perseptual, kognisi, dan perilaku seturut pengalaman dan emosi yang seturut usia regresi (Reiff dan Sheerer, 1959).

Regresi atau pergerakan mundur dari masa sekarang ke masa lalu, dalam upaya mencari dan menemukan kejadian paling awal yang mendasari simtom, dapat dilakukan melalui dua jalur utama.

Pertama, melalui rangkaian ide saling terhubung, jembatan kognitif (cognitive bridge), yang menghubungkan satu ide dengan ide lain karena terdapat tumpang-tindih antara kedua ide pada satu ide penghubung. Regresi jembatan kognitif dilakukan dalam kondisi sadar normal, namun tidak efektif dalam mengungkap akar masalah.

Kedua, melalui jalur kesamaan afek yang menghubungkan antara satu memori dengan memori lain. Dalam hal ini, afek berlaku sebagai jembatan penghubung (affect bridge). Regresi jembatan afek hanya bisa dilakukan dalam kondisi hipnosis dalam dengan persyaratan tertentu.

Teknik jembatan afek diciptakan dan diujicobakan oleh John Watkins pertama kali di tahun 1958. Artikel ilmiah tentang teknik ini terbit pertama kali dalam bahasa Spanyol (Watkins, 1961), dan selanjutnya dalam bahasa Inggris (Watkins, 1971).

Regresi jembatan afek mengandalkan gambar mental untuk mengakses emosi spesifik, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar regresi (Gunawan, 2008). Ini sejalan dengan yang dinyatakan Singer (1966) bahwa gambar mental dan pengalaman afektif saling terhubung.

Dengan demikian gambar mental adalah sarana langsung untuk mendapatkan akses ke dunia emosi. Gambar mental merupakan teknik pengungkapan sangat efektif karena ia adalah representasi simbolis dari aktivitas dunia internal individu, berbagai emosi bentuk pikiran, dan konflik yang tidak sadari (Reyher, 1963; Shorr, 1972). Gambar mental mengungkapkan arus bawah ini secara jauh lebih jelas daripada pemikiran logis rasional berorientasi pada realitas.

Teknik hipnoanalitik lainnya, yang juga sangat efektif dalam mengungkap akar masalah adalah teknik ego state. Untuk dapat mengerti dan melakukan teknik ego state dengan benar dan efektif butuh pemahaman berdasar landasan teoretik baru.

Teknik ego state bermula dari konsep psikoanalisis yang digagas Federn (1952), dan selanjutnya dielaborasi oleh Weiss (1960). Teori ini menjadi operasional berkat modifikasi dan pengembangan lebih lanjut oleh Watkins (1978), Watkins dan Watkins (1979, 1981, 1982, 1986). Gunawan (2008) mengembangkan lebih lanjut teknik ego state berdasar berbagai informasi yang diperoleh melalui artikel jurnal, dikuatkan dengan temuan di ruang praktik, dan menggunakan nama baru, ego personality.

Satu hal yang sangat perlu dipahami, berbagai artikel jurnal dan literatur lain, pada umumnya mendiskusikan teknik-teknik hipnoanalisis pada tataran konsep. Sangat jarang membahas hingga ke tingkat operasional, menjelaskan langkah demi langkah penerapan di ruang praktik.

Berbagai teknik yang telah dijelaskan di atas, benar efektif dalam mengungkap akar masalah, namun dalam praktik klinis, ini hanya langkah awal. Informasi yang berhasil diungkap, baik berupa kejadian dan juga emosi, perlu diproses menggunakan teknik lanjutan yang tepat, efektif, aman, dan mampu berdampak terapeutik positif, signifikan, dan bertahan lama.

_PRINT