Artikel

Sembuh dari Mimisan 18 Tahun

2 Februari 2021

Oleh: Dr. Dr. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH®

Di pelatihan Quantum Life Transformation (QLT) akhir pekan lalu, di saat rehat kopi, salah satu peserta, sebut saja Budi, datang ke saya dan menjelaskan kondisinya. Budi, 20 tahun, setiap pagi saat mandi mengalami mimisan atau epistaksis. Dan setiap kali mimisan, darah yang keluar lumayan banyak. Ini telah Budi alami 18 (delapan belas) tahun. 

Mimisan biasanya sering terjadi saat kondisi udara kering atau seseorang sering mengorek hidung. Kedua hal ini dapat mengakibatkan pembuluh darah halus di dalam hidung pecah sehingga terjadi pendarahan.

Ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan mimisan. Faktor-faktor ini, seperti yang dipublikasi di laman Alodokter.com, antara lain:

- Membuang ingus terlalu kencang.

- Cedera pada hidung.

- Bentuk hidung yang bengkok, baik akibat faktor keturunan atau cedera.

- Penggunaan obat pelega hidung dalam bentuk semprot secara berlebihan.

- Infeksi yang menyebabkan hidung tersumbat, misalnya flu.

- Alergi.

- Sinusitis kronis.

 

Saya cek apakah Budi ada mengalami kondisi di atas, Budi menjawab tidak ada. Budi mimisan sudah sejak kecil. Menurut Budi, ini adalah penyakit keturunan karena ayahnya juga sangat sering mimisan dan demikian pula kakaknya. 

Saya tanya apakah Budi sudah memeriksa diri ke dokter, Budi jawab sudah. Dokter menyatakan kondisi hidungnya baik dan tidak ada masalah. 

Untuk kasus-kasus fisik, prosedur yang harus dilalui seseorang sebelum dibantu dengan hipnoterapi klinis adalah ia wajib memeriksakan diri ke tenaga medis. Ini penting dilakukan karena penanganan medis adalah yang utama, sementara hipnoterapi klinis berperan sebagai komplemen, mendukung. Kecuali bila hasil pemeriksaan medis menyatakan tidak ada masalah maka kondisi ini sangat besar kemungkinannya disebabkan oleh faktor psikologis. 

Dari pernyataan Budi saya simpulkan bahwa ada kepercayaan (belief) bahwa kondisinya ini adalah karena faktor keturunan. 

Saya tanya, ia berapa saudara dan Budi menjawab empat bersaudara. Saya tanya lagi, apakah semua saudaranya mengalami mimisan seperti dirinya. Budi menjelaskan bahwa dari empat bersaudara hanya ia dan kakaknya saja yang mimisan. Sementara dua saudara lainnya tidak. 

Saya bilang ke Budi, bila benar ini penyakit keturunan, mestinya mereka semua mengalami mimisan. Pernyataan saya ini adalah langkah awal saya melakukan terapi untuk menetralisir kepercayaan yang telah ia pegang selama 18 tahun, bahwa ia mimisan karena faktor keturunan. 

Selanjutnya saya menggunakan The Heart Technique® (THT) untuk menetralisir kepercayaan "Saya percaya bahwa saya mimisan karena faktor keturunan". Budi sangat percaya dengan hal ini. Saat saya cek, berapa percaya ia bahwa mimisan yang ia alami adalah faktor keturunan, menggunakan skala 0 - 10, di mana 0 sama sekali tidak percaya dan 10 sangat percaya, Budi dengan cepat dan tegas menjawab 10. 

Saya sebenarnya ada teknik lain yang bisa dengan sangat cepat menetralisir kepercayaan seseorang. Saya beri nama teknik ini Rewriting the Code of Reality®. Saya tidak menggunakan teknik ini mengingat di QLT saya mengajar THT untuk mengubah kepercayaan. 

Proses terapi yang saya lakukan menggunakan THT, untuk mengubah kepercayaan, disaksikan banyak peserta. Dengan cepat, kepercayaan Budi tentang mimisan, yang telah ia pegang teguh selama 18 tahun, melemah dan akhirnya pudar, tidak lagi tersisa. 

Setelah dilakukan pengecekan standar, melalui tiga jalur pengecekan, dapat dipastikan bahwa kepercayaan ini benar telah pudar. Namun saya tidak puas sampai di sini. Saya lakukan pengecekan final, menggunakan satu teknik khusus, untuk mendapat jawaban dari pikiran bawah sadar (PBS) Budi dan memastikan benar kepercayaan ini telah pudar. Dan jawaban PBS Budi menyatakan demikian. 

Selanjutnya saya menginstal kepercayaan baru, kepercayaan positif yang mendukung kesehatan Budi seutuhnya. Kepercayaan ini dengan cepat diterima pikiran bawah sadar (PBS) Budi. 

Sama seperti sebelumnya, saya kembali melakukan pengecekan ganda untuk memastikan kepercayaan baru ini telah diterima PBS Budi. Dan jawaban PBS Budi menyatakan ia menerima sepenuhnya kepercayaan baru ini. 

Apakah proses terapi ini selesai sampai di sini? Belum. Masih ada hal penting lain yang perlu dikerjakan. 

Melalui pengecekan ke PBS Budi diketahui ada satu Ego Personality (EP) yang selama ini membuat Budi mengalami mimisan. Saya proses EP ini dengan teknik EP, yang juga saya ajarkan di QLT. Usai diproses, EP ini memutuskan untuk "menghilang". 

EP ini menyatakan bahwa Budi dipastikan sembuh dari mimisan mulai besok pagi. Dan ini dibenarkan oleh PBS Budi. 

Apakah sudah selesai proses terapinya? Belum. Masih ada hal lain yang saya kerjakan untuk memastikan proses terapi ini benar tuntas. 

Dari pemahaman saya tentang EP, saya tahu di dalam diri Budi ada introjek papanya yang mimisan. Introjek, saat ia aktif dan menjadi identofak akan menggunakan tubuh individu, dalam hal ini tubuh Budi, sebagai media ekspresi dirinya. Berdasar pemahaman ini, saya memutuskan untuk memroses introjek papa Budi. 

Semua proses di atas berlangsung cepat. Tidak lebih dari 15 menit. Saya perlu bertindak cepat mengingat waktu rehat kopi hanya 30 menit. Dan saya juga butuh istirahat sejenak setelah mengajar lebih dari dua jam nonstop. 

Bagaimana hasilnya? 

Keesokan hari, sebelum kelas dimulai, Budi lapor ke saya bahwa pagi ini saat ia mengeluarkan ingus, ingusnya bersih. Biasanya, ingusnya pasti ada darah. Dan saat mandi, ia sama sekali tidak mimisan. 

Budi menyampaikan terima kasih pada saya. Saya bilang ke Budi bahwa bukan saya yang menyembuhkan dirinya. Dia sendiri yang menyembuhkan dirinya. Saya hanya menunjukkan jalan. Sejatinya tubuh kita ini sangat cerdas. Bila kita tahu cara kerja pikiran dan pengaruhnya pada tubuh, kita bisa melakukan banyak hal untuk kebaikan diri. 

 

Demikianlah adanya...

Demikianlah kenyataannya...

_PRINT